Akiq Abdul Wahid lahir pada tahun 1976 di Kediri, Jawa Timur. Akiq dikenal sebagai seorang seniman dan juga kurator. Karya Akiq sebagian bersar menggunakan media fotografi. Karyanya lebih banyak bertema kehidupan sehari-hari manusia, dengan berbagai inovasi dan teknologi yang terjadi disekitar mereka. Hasil karya Akiq telah dipamerkan dalam berbagai pameran bersama, antara lain: bersama MES 56 - "Unfolded City" 8th Jogja Biennale 2005, di Taman Budaya Yogyakarta (2005); "Mois de la Photo: OVERLOAD" di Centre Culturel Francais,  Yogyakarta (2007); bersama MES 56 - "KOMPILASI: A Survey of Indonesian Contemporary Art" di BUS Gallery, Melbourne, Australia (2009); "Art | JOG 10 'Indonesian Art Now: Strategies of Being" dan "Art | Jog 11" di Taman Budaya Yogyakarta (2010 & 2011); serta "Young Artist Project 2011: Future Lab" di Daegu Exco, Daegu Metropolitan City Korea (2011). Beberapa pameran tunggal Akiq antara lain "The Order of Things" di Ruang MES 56, Yogyakarta (2010); "One Man Different God", di Art Dept-Good Department, Plaza Indonesia, Jakarta (2011); dan "To the Landscape and Beyond" di Emmitan Ca Gallery, Surabaya (2012).

Dalam pamerannya yang berjudul "To the Landscape and Beyond" (2012), Akiq menampilkan 20 karyanya yang terbagi dalam 3 proyek fotografi penting, yaitu “Augmented Landscape”, “The Order of Things”, dan “On Photographic Time and Motion.". Menurut Wahyudin sebagai kurator, ketiga proyek tersebut merepresentasikan perkembangan estetika dan pencapaian artistik Akiq selama 3 tahun belakangan. Wahyudin juga berpendapat bahwa hasil karya Akiq dapat mengaburkan batas antara fotografi, seni lukis, seni video, dan seni rupa pertunjukan.

Di tahun 2002, Akiq bersama Eko Prawoto, Angki Prabandono, dan  Wimo Ambala Bayang membentuk "Ruang MES 56" di Yogyakarta. Ruang Mes 56 adalah lembaga non-profit yang menjadi laboratorium produksi dan diseminasi gagasan seni, terutama yang berbasis fotografi, baik secara konsep maupun konteks. Tujuan dari Ruang MES 56 adalah untuk membangun wacana seni rupa kontemporer dan budaya visual, serta mengoptimalkan jaringan seni di wilayah Asia Tenggara. Hingga tahun 2016, Ruang MES 56 masih aktif dalam menjalankan programnya melalui beberapa cara, yaitu: residensi, presentasi/ diskusi, pameran, serta proyek-proyek seni lintas disiplin.

(profil ini ditulis pada November 2016)

sumber:

http://mes56.com/mes-56/

http://jogjanews.com/wimo-ambala-bayang-mes-56-itu-nirlaba-character-building-jadi-penting

http://mes56.com/to-the-landscape-and-beyond-akiq-aw-solo-exhibition/

http://jogjacontemporary.net/artists/138/akiq-aw